Peternak dan Masyarakat Tidak Perlu Panik terkait PMK

Keterangan Gambar : Pimpinan Rapat Koordinasi Penanganan/Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku Hewan Ternak dan Percepatan Vaksinasi Covid 19


Peternak dan Masyarakat Tidak Perlu Panik terkait PMK

KAJEN – Wakil Bupati (Wabup) Pekalongan, H. Riswadi, SH mewakili Bupati Fadia Arafiq SE, MM meminta kepada peternak dan masyarakat agar tidak panik dengan kasus Penyakit Mulut dan Kuku yang ditemukan pada beberapa sapi ternak di Kabupaten Pekalongan.

Wabup juga meminta kepada OPD terkait untuk melakukan observasi di lapangan dan memberikan edukasi kepada peternak dan masyarakat terkait penyakit yang disebabkan virus itu. 

“Kita bisa memberikan edukasi kepada peternak, misalnya jika hewan ternak mereka bersih dan diberi pakan yang bagus akan aman. Edukasi ke masyarakat bahwa hewan ternak yang terjangkit penyakit mulut dan kuku aman untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, jangan panik. Cara  pengobatannya bagaimana. Jika sekarang belum ada obatnya, mungkin ada alternatif obat lainnya. Hal ini perlu, apalagi tidak lama lagi kita akan merayakan Hari Raya Idul Adha,” tutur Wabup saat memberikan arahan pada para peserta Rapat Koodinasi Penanganan Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku Hewan Ternak dan Percepatan Vaksinasi Covid-19 di Aula Lantai 1 Setda, Rabu (18/5).

Rakor dihadiri Sekda Kabupaten Pekalongan, Kapolres Pekalongan, perwakilan Kodim 0710 Pekalongan serta jajarannya, Staf Ahli Bupati, para Asisten Sekda, Badan Inteligen Negara Daerah (BINDa) Kabupaten Pekalongan, Kepala OPD terkait, para camat, PMI Kabupaten Pekalongan, dan Kepala UPT Rumah Potong Hewan.

Berkaitan dengan upaya penanganan penyebaran PMK, wabup juga meminta agar dibentuk Gugus Tugas yang melibatkan unsur Pemkab Pekalongan, Polres Pekalongan dan Kodim 0710 Pekalongan dan stakeholder yang lain.

Sementara itu, untuk percepatan vaksinasi Covid-19, menurut wabup,  perlu disediakan layanan vaksinasi di setiap kegiatan yang mengundang massa. "Jika ada kegiatan yang sifatnya mobilisasi massa, seperti olah raga, pengajian dan kegiatan lainnya, bisa dibangun gerai vaksinasi. Para pengunjung juga harus menerapkan protokol kesehatan," ucap wabup.

Terpisah, Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Yudhi Himawan, ST, M.Sc, MT, mengatakan, pihaknya saat ini tengah menyusun draf Satuan Gugus Tugas (Satgas) Penanganan Penyebaran PMK.  

“Kami beserta tim dalam gugus tugas dengan memanfaatkan sumber daya yg ada termasuk penyuluh pertanian di wilayah kecamatan  akan meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat khususnya peternak terkait PMK dan tata kelolanya sehingga tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat dan potensi penyebaran PMK di hewan ternak bisa diminimalisir,” ujar Yudhi.

Dari Luar Daerah

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP, drh. Arif Rahman menjelaskan, awalnya, PMK ditemukan pada 19 ekor sapi di Desa Dadirejo, Kecamatan Tirto dan Desa Ambokembang, Kecamatan Kedungwuni. “Dari sebelas sampel yang diperiksa positif,” kata Arif. Belakangan, kasus baru dilaporkan dari wilayah Kecamatan Talun, sebanyak 7 ekor sapi. Ternak berasal dari luar daerah yang masuk ke wilayah Kabupaten Pekalongan dalam satu bulan terakhir.

Arif Rahman meminta agar peternak tidak panik jika hewan ternaknya mengalami gejala PMK seperti adanya air liur yang keluar berlebihan dari mulut hewan akibat adanya luka pada gusi dan lidah serta adanya lesi atau luka melepuh pada belahan kuku hewan ternak.

“Jangan panik jika hewan tidak mau makan dalam 2 hingga 3 hari. Peternak bisa memberikan vitamin dan mineral, memberikan minum pada ternak, agar dapat memperbaharui luka. Semprot kaki ternak dengan desinfektan. Karantina ternak, jangan dibawa ke mana-mana dulu jika hewan mengalami gejala PMK. Ternak akan sembuh ketika imunnya pulih.. Biasanya akan sembuh dalam waktu 10 hari,” terangnya. Arif juga meminta agar peternak melaporkan pada pihaknya jika hewan mengalami gejala PMK.

Lebih lanjut dikatakan, masyarakat juga tidak perlu takut untuk mengonsumsi daging sapi. Karena, PMK, bukan zoonosis. “Sejauh ini tidak ditemukan yang  menular pada manusia. Apalagi setelah sapi disembelih atau dipotong,” kata Arif.

PMK, kata arif juga dapat menjangkit hewan ternak berkuku belah lainnya seperti kerbau, kambing, domba, dan babi. Namun, sejauh ini, lanjutnya, belum ditemukan kasus PMK pada hewan-hewan tersebut di Kabupaten Pekalongan.*Tim Prokompim Setda Kabupaten Pekalongan